Kamis, 28 April 2016

Peranan Sel Purkinje pada Penyakit Autisme

Autisme dikenal sebagai kelainan perkembangan yang sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan disebabkan oleh faktor keturunan. Autisme ini bisa terdeteksi pada usia 6 bulan. Deteksi dan terapi pada usia dini akan menyebabkan seseorang yang terkena kelainan ini bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Ada beberapa kasus penderita penyakit autisme menyebabkan terapi yang dijalaninya selama hidupnya. Walaupun dengan autisme itu adalah kelainan di sistem saraf, penderita autisme rata-rata memiliki kemampuan otak yang cerdas. Jika penderita autisme ini mendapat terapi yang dini mereka bisa dapat mengikuti sekolah. Mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai ke jenjang perguruan tinggi dan juga bisa menjadi sarjana. Tetapi permasalahannya adalah kurangnya komunikasi dan interaksi sosial sehingga menyebabkan penderita autisme bisa terjadi salah pemahaman kepada rekannya sendiri. Dan penderita autisme ini juga kurang memahami perasaan dan emosi seseorang.

Dari studi otak post-mosterm: 67 peneliti telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa pada seseorang yang memiliki gangguan autisme mempunyai abnormalitas pada susunan sel purkinje.


Sel Purkinje
Sel purkinje ditemukan oleh seseorang yang bernama Jan Evangelista PurkynÄ›  pada tahun 1837. Sel purkinje adalah sel yang paling banyak dan paling kompleks pada sistem saraf mamalia. Sel purkinje terletak pada serebelum lebih khususnya terletak pada korteks serebelum. Sel purkinje ditandai dengan struktur percabangan dendrit yang bisa dibilang sangat rumit. Sel ini kaya akan neurotransmitter seretonin yang bertugas dan berfungsi untuk mengirimkan pesan dari serebelum ke korteks serebral.

Sel purkinje bertanggung jawab hampir semua proses sinyal kimia yang terjadi pada serebelum. Salah satu yang membuat sel purkinje tidak biasa adalah sel purkinje adalah sel penghambat, yang berarti sel purkinje aktif pada saat target yang mereka tuju tidak aktif lagi atau terhambat. Jika sel purkinje ini tidak ada maka dia tidak dapat melakukan tugasnya yaitu mengintegrasi informasi dari dunia luar. itulah mengapa orang yang mengalami gangguan autisme tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada rekan rekan dan kawan kawannya.

Ada satu hal lagi yang membuat sel purkinje istimewa adalah mereka mempunyai dendrit aktif. Dendrit menghasilkan impuls listrik, atau potensial aksi. Kebanyakan buku teks ilmu saraf dasar mengatakan bahwa akson menghasilkan potensial aksi untuk berkomunikasi dengan sel target, sementara dendrit pasif mengintegrasikan informasi dari neuron lain. Namun, dendrit sel purkinje dapat menghasilkan potensial aksi sama sebenarnya ternyata kebanyakan dendrit bisa menghasilkan potensial aksi. Sel purkinje pun bisa merekam aktivitas kelistrikan langsung dari dalam dendritnya, sama halnya dengan sel tubuh.
Ada studi yang mengakatakan bahwa pasien autisme menunjukkan adanya penurunan 90 persen jumlah sel sel purkinje. Berkurangnya sel purkinje pada serebelum menyebabkan terjadinya ketidakteraturan beberapa fungsi yang menyebabkan seseorang yang terkena gangguan autisme mengalami gangguan, yaitu gangguan pengolahan semsorik.

Kesimpulan:

Sebenarnya autisme ini bukanlah penyakit yang biasanya diketahui oleh orang awam. Sebenarnya autisme ini adalah kelainan ataupun gangguan yang menyebabkan abnormalitas kepada seseorang yang mengalaminya. Maksud abnormalitas disini adalah kurangnya berkomunikasi kepada rekan dan kawan kawannya. Dan juga pemahaman pemahaman emosi, kata dan lain lain. Gangguan autisme ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel sel purkinje yang ada pada serebelum yang menyebabkan penderita tidak bisa mengintegrasikan informasi dari luar. Tetapi, orang yang mengalami gangguan autisme jangan dijauhin tetapi diberikan support, karena oramg yang mengalami gangguan autisme mempunyai tingkat kecerdasan yang sangat tinggi. Banyak juga orang yang mengalami autisme bisa menjadi sarjana, itu karena adanya support dari lingkungan keluarga dan kawannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar