Autisme dikenal sebagai kelainan
perkembangan yang sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan disebabkan oleh
faktor keturunan. Autisme ini bisa terdeteksi pada usia 6 bulan. Deteksi dan
terapi pada usia dini akan menyebabkan seseorang yang terkena kelainan ini bisa
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Ada beberapa kasus penderita penyakit
autisme menyebabkan terapi yang dijalaninya selama hidupnya. Walaupun dengan
autisme itu adalah kelainan di sistem saraf, penderita autisme rata-rata memiliki
kemampuan otak yang cerdas. Jika penderita autisme ini mendapat terapi yang
dini mereka bisa dapat mengikuti sekolah. Mulai dari sekolah dasar, sekolah
menengah pertama sampai ke jenjang perguruan tinggi dan juga bisa menjadi
sarjana. Tetapi permasalahannya adalah kurangnya komunikasi dan interaksi
sosial sehingga menyebabkan penderita autisme bisa terjadi salah pemahaman
kepada rekannya sendiri. Dan penderita autisme ini juga kurang memahami
perasaan dan emosi seseorang.
Dari studi otak post-mosterm: 67
peneliti telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa pada seseorang yang
memiliki gangguan autisme mempunyai abnormalitas pada susunan sel purkinje.
Sel
Purkinje
Sel purkinje ditemukan oleh seseorang
yang bernama Jan Evangelista PurkynÄ›
pada tahun 1837. Sel purkinje adalah sel yang paling banyak dan paling
kompleks pada sistem saraf mamalia. Sel purkinje terletak pada serebelum lebih
khususnya terletak pada korteks serebelum. Sel purkinje ditandai dengan
struktur percabangan dendrit yang bisa dibilang sangat rumit. Sel ini kaya akan
neurotransmitter seretonin yang bertugas dan berfungsi untuk mengirimkan pesan
dari serebelum ke korteks serebral.
Sel purkinje bertanggung jawab hampir
semua proses sinyal kimia yang terjadi pada serebelum. Salah satu yang membuat
sel purkinje tidak biasa adalah sel purkinje adalah sel penghambat, yang
berarti sel purkinje aktif pada saat target yang mereka tuju tidak aktif lagi atau
terhambat. Jika sel purkinje ini tidak ada maka dia tidak dapat melakukan
tugasnya yaitu mengintegrasi informasi dari dunia luar. itulah mengapa orang
yang mengalami gangguan autisme tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada
rekan rekan dan kawan kawannya.
Ada satu hal lagi yang membuat sel
purkinje istimewa adalah mereka mempunyai dendrit aktif. Dendrit menghasilkan
impuls listrik, atau potensial aksi. Kebanyakan buku teks ilmu saraf dasar
mengatakan bahwa akson menghasilkan potensial aksi untuk berkomunikasi dengan
sel target, sementara dendrit pasif mengintegrasikan informasi dari neuron
lain. Namun, dendrit sel purkinje dapat menghasilkan potensial aksi sama
sebenarnya ternyata kebanyakan dendrit bisa menghasilkan potensial aksi. Sel
purkinje pun bisa merekam aktivitas kelistrikan langsung dari dalam dendritnya,
sama halnya dengan sel tubuh.
Ada studi yang mengakatakan bahwa pasien
autisme menunjukkan adanya penurunan 90 persen jumlah sel sel purkinje.
Berkurangnya sel purkinje pada serebelum menyebabkan terjadinya
ketidakteraturan beberapa fungsi yang menyebabkan seseorang yang terkena
gangguan autisme mengalami gangguan, yaitu gangguan pengolahan semsorik.
Kesimpulan:
Sebenarnya autisme ini bukanlah penyakit
yang biasanya diketahui oleh orang awam. Sebenarnya autisme ini adalah kelainan
ataupun gangguan yang menyebabkan abnormalitas kepada seseorang yang
mengalaminya. Maksud abnormalitas disini adalah kurangnya berkomunikasi kepada
rekan dan kawan kawannya. Dan juga pemahaman pemahaman emosi, kata dan lain
lain. Gangguan autisme ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel sel purkinje
yang ada pada serebelum yang menyebabkan penderita tidak bisa mengintegrasikan
informasi dari luar. Tetapi, orang yang mengalami gangguan autisme jangan
dijauhin tetapi diberikan support, karena oramg yang mengalami gangguan autisme
mempunyai tingkat kecerdasan yang sangat tinggi. Banyak juga orang yang
mengalami autisme bisa menjadi sarjana, itu karena adanya support dari
lingkungan keluarga dan kawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar