Sabtu, 30 Juli 2016

The Nine Golden Habbits Yang Membentuk Dokter Masa Depan Yang Taat Hukum Allah dan Taat Hukum Negara Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatu. Fakultas Kedokteran menjadi salah satu fakultas terfavorit yang ada di Indonesia dengan memiliki keketatan yang cukup tinggi diantara persaingan masuk perguruan tinggi dari tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa profesi menjadi seorang dokter masih menjadi yang sangat favorit bagi sebagian rakyat Indonesia. Tak salah lagi mengingat bahwa profesi dokter dipandang sebagai sebuah profesi yang bisa bermanfaat di khalayak ramai apabila berhubungan dengan kesehatan. Di tambah lagi, Indonesia masih kekurangan jumlah dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis yang penyebarannya masih tidak merata. Menumpuk sebagian besar dokter- dokter di kota-kota besar yang menjadikan profesi dokter ini makin langka keberadaanya seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pesatnya kelajuan perkembangan dinegara kita ini. Menurut uu dikdok No. 20 tahun 2013 pasal 4 bahwa pendidikan kedokteran bertujuan: a. menghasilkan Dokter dan Dokter Gigi yang berbudi luhur, bermartabat, bermutu, berkompeten, berbudaya menolong, beretika, berdedikasi tinggi, profesional, berorientasi pada keselamatan pasien, bertanggung jawab, bermoral, humanistis, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial, dan berjiwa sosial tinggi b. memenuhi kebutuhan Dokter dan Dokter Gigi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berkeadilan; dan c. meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Agar mendapatkan lulusan dokter yang mempunyai kompetensi seperti diatas maka haruslah diimbangi dengan bidang keaagamaan. Untuk menjadi lulusan dokter islami maka lulusan dokter yang beragama islam harus bisa melakukan dan juga mengamalkan the nine golden habits agar menjadi dokter yang taat hukum Allah dan taat hukum negara. Yang termasuk dari nine golden habits itu adalah: 1. Shalat (fardhu dan sunah) 2. Puasa 3. ZIS (zakat, infaq, sedekah) 4. Tadarrus 5. Menjaga Adab islami 6. Membaca buku 7. Mengaji 8. Berorganisasi 9. Berfikir positif Usaha untuk mewujudkan diri menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya tidak dapat dilakukan dengan cara instan. Dalam usaha ini, seseorang harus melakukan upaya-upaya pembenahan diri secara terus-menerus. Karena itu, prosesnya sangatlah panjang. Salah satu faktor penting dalam mewujudkan Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya adalah keberhasilan seseorang dalam membiasakan amalan-amalan yang melekat pada dirinya sehingga hal itu menjadi ciri-ciri atau identitas pribadinya. Hanya saja, dengan tanpa disadari, kita telah banyak melewatkan waktu-waktu berharga untuk menjalani kebiasaan-kebiasaan positif setiap hari. Padahal, kebiasaan merupakan aktivitas yang dilakukan berulang-ulang sehingga pusat kendalinya bergeser dari otak sadar ke bawah sadar. Aktivitas yang berada dalam kendali otak sadar memerlukan energi yang lebih besar. Sedangkan, aktivitas yang berada dalam kendali otak bawah sadar lebih ringan melakukannya dan energi yang diperlukannya juga lebih sedikit. Bagaimanapun, kepribadian dan kualitas diri seseorang dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya. Apabila kebiasaan-kebiasaan seseorang itu terbentuk oleh lingkungan di mana ia berada, maka secara otomatis ia membentuk dirinya sebagaimana kebanyakan orang-orang yang ada di lingkungannya. Tentu sangatlah beruntung apabila ia berada di tengah-tengah orang-orang shaleh. Sebab, ia dapat memiliki kebiasaan-kebiasaan yang menjadi ciri-ciri orang shaleh. Namun, apabila ia berada di lingkungan orang-orang yang kurang peduli kepada tuntunan agama, maka kebiasaan yang akan terbangun tentu juga akan jauh dari tuntunan agama. Jadi dengan membuat para dokter menjadi pribadi muslim dan para dokter amalkan nine golden habbits ini didalam ilmu kedokteran Inshaa Allah para dokter ini akan menjadi dokter masa depan yang taat kepada hukum Allah dan juga hukum negara

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatu. Fakultas Kedokteran menjadi salah satu fakultas terfavorit yang ada di Indonesia dengan memiliki keketatan yang cukup tinggi diantara persaingan masuk perguruan tinggi dari tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa profesi menjadi seorang dokter masih menjadi yang sangat favorit bagi sebagian rakyat Indonesia. Tak salah lagi mengingat bahwa profesi dokter dipandang sebagai sebuah profesi yang bisa bermanfaat di khalayak ramai apabila berhubungan dengan kesehatan. Di tambah lagi, Indonesia masih kekurangan jumlah dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis yang penyebarannya masih tidak merata. Menumpuk sebagian besar dokter- dokter di kota-kota besar yang menjadikan profesi dokter ini makin langka keberadaanya seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pesatnya kelajuan perkembangan dinegara kita ini.

Menurut uu dikdok No. 20 tahun 2013 pasal 4 bahwa pendidikan kedokteran bertujuan:
a.   menghasilkan Dokter dan Dokter Gigi yang berbudi luhur, bermartabat, bermutu, berkompeten, berbudaya menolong, beretika, berdedikasi tinggi, profesional, berorientasi pada keselamatan pasien, bertanggung jawab, bermoral, humanistis, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial, dan berjiwa sosial tinggi
b.   memenuhi kebutuhan Dokter dan Dokter Gigi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berkeadilan; dan
c.   meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan kedokteran gigi.

Agar mendapatkan lulusan dokter yang mempunyai kompetensi seperti diatas maka haruslah diimbangi dengan bidang keaagamaan. Untuk menjadi lulusan dokter islami maka lulusan dokter yang beragama islam harus bisa melakukan dan juga mengamalkan the nine golden habits agar menjadi dokter yang taat hukum Allah dan taat hukum negara. Yang termasuk dari nine golden habits itu adalah:
1.    Shalat (fardhu dan sunah)
2.    Puasa
3.    ZIS (zakat, infaq, sedekah)
4.    Tadarrus
5.    Menjaga Adab islami
6.    Membaca buku
7.    Mengaji
8.    Berorganisasi
9.    Berfikir positif

Usaha untuk mewujudkan diri menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya tidak dapat dilakukan dengan cara instan. Dalam usaha ini, seseorang harus melakukan upaya-upaya pembenahan diri secara terus-menerus. Karena itu, prosesnya sangatlah panjang. Salah satu faktor penting dalam mewujudkan Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya adalah keberhasilan seseorang dalam membiasakan amalan-amalan yang melekat pada dirinya sehingga hal itu menjadi ciri-ciri atau identitas pribadinya.
Hanya saja, dengan tanpa disadari, kita telah banyak melewatkan waktu-waktu berharga untuk menjalani kebiasaan-kebiasaan positif setiap hari. Padahal, kebiasaan merupakan aktivitas yang dilakukan berulang-ulang sehingga pusat kendalinya bergeser dari otak sadar ke bawah sadar. Aktivitas yang berada dalam kendali otak sadar memerlukan energi yang lebih besar. Sedangkan, aktivitas yang berada dalam kendali otak bawah sadar lebih ringan melakukannya dan energi yang diperlukannya juga lebih sedikit.
Bagaimanapun, kepribadian dan kualitas diri seseorang dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya. Apabila kebiasaan-kebiasaan seseorang itu terbentuk oleh lingkungan di mana ia berada, maka secara otomatis ia membentuk dirinya sebagaimana kebanyakan orang-orang yang ada di lingkungannya. Tentu sangatlah beruntung apabila ia berada di tengah-tengah orang-orang shaleh. Sebab, ia dapat memiliki kebiasaan-kebiasaan yang menjadi ciri-ciri orang shaleh. Namun, apabila ia berada di lingkungan orang-orang yang kurang peduli kepada tuntunan agama, maka kebiasaan yang akan terbangun tentu juga akan jauh dari tuntunan agama.
Jadi dengan membuat para dokter menjadi pribadi muslim dan para dokter  amalkan nine golden habbits ini didalam ilmu kedokteran Inshaa Allah para dokter ini akan menjadi dokter masa depan yang taat kepada hukum Allah dan juga hukum negara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar